Baru* Kategori tutorial yang mungkin dapat membantu anda. Bila ada saran dan komentar silahkan isi di kotak yang sudah tersedia atau E-mail ke rama.ripper@gmail.com

Menyingkap Cadar Misteri Kapal “Titanic”


Pada 14 April 1912 silam, sebuah bencana kapal karam,merenggut 1500 nyawa manusia dan mengubah nasib keluarga yang tak terhitung banyaknya.

Kapal pesiar mewah raksasa bertenaga uap sepanjang 269 meter yang dibuat Inggris ini,adalah kapal terbesar ketika itu. Kapal Titanic ini terkenal dengan konstruksi bajanya yang kokoh, karena itu diklaim sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam. Dalam pelayaran perdananya dari Southampton, (Inggris) ke New York (Amerika), nasib Kapal Titanic sudah ditakdirkan. Malam pada 14 April 1912 silam itu, Kapal Titanic menabrak sebuah gunung es besar di Grand Banks, Newfoundland. Badan kapal mengalami kerusakan parah, ribuan ton air laut merembes ke palka kapal. Hingga akhirnya tenggelam setelah badan kapal terpotong 2 dari tengah. karena sekoci penolong jumlahnya tidak mencukupi, maka hanya sekitar 700 orang yang tertolong di antara 1311 penumpang dan 897 awak kapal yang berada di atas Titanic tersebut.


TITANIC, kapal laut terbesar sepanjang masa, berlayar
di tahun 1914.
Dinyatakan tidak bisa tenggelam. Menabrak gunung es,
bocor sampai air masuk, orang masih tenang. Kapal
sudah mulai tenggelam, orang kaya masih berdandan,
mengurus uang dan berlian. Akhirnya, tragedi besar,
tenggelam total. Kapten kapal ikut tenggelam, karena
kapten wajib mempertahankan jabatan sampai mati.
Untunglah pimpinan suatu organisasi tidak seperti
kapten kapal. Justru organisasi harus mengganti
pemimpin kalau perlu. Kalau tim sepakbola Italia
gagal, Arrigo Sacchi digantilah yang jagoan. Malah
pelatih yang memenangkan Piala Dunia seperti Franz
Beckenbauer satu saat diganti orang yang lebih segar,
lebih bersih dan lebih mnimbulkan gairah. Di Thailand
dan Korea Selatan, mata uang Baht dan Won baru mulai
mnguat setelah pemimpin mereka diganti.

Mengapa TITANIC bisa tenggelam? Pernah kita bahas
disini, temuan Profesor Robert Allinson spesialis
bencana, bahwa penyebab bencana adalah kegagalan
etika. Meninggalkan etika dalam perbankan, berakibat
likuidasi. Membiarkan kekuasaan tanpa dialog,
menghasilkan kehancuran. Kata Parakitri, sejarah
berulang. Untuk penguasa yang sangat kuat, musuh
utama adalah overconfidence. Itu terjadi pada cerita
TITANIC, pada raja Louis XVI, pada Shah Reza Pahlevi.
Smua berpesta diatas kesengsaraan rakyat, karena
kesulitan rakyat tidak bunyi bagi mereka yang biasa
berkantor di gedung mewah standard Menara Jamsostek.

Kesulitan rakyat sangat nyata, walaupun berbeda dari
satu orang ke orang lain. Apa artinya inflasi 20% di
RAPBN versi baru? Statistik kapal TITANIC tidak
dimengerti oleh penumpang di kelas ekonomi. Begitu
juga RAPBN tidak banyak dimengerti oleh rakyat biasa.
Tapi akibatnya bisa dirasakan langsung. Kebanjiran
rongga bawah TITANIC terasa oleh setiap penumpang.
Inflasi 20% akan terasa oleh setiap warga. Untuk
orang sederhana, belanja makin susah, tabungan habis.
Angkatan kerja mendapat PHK, angkatan muda makin
susah dapat pekerjaan. Orang sederhana harus lebih
kompetitif. Orang kaya banyak yang bingung. Mereka
sibuk menghitung nilai asset yang anjlok, biaya hidup
yang menaik tajam (bisa 300% untuk merk favorit
mereka) dan biaya sekolah anaknya di Inggris, dimana
pizza di London harus dibeli dengan uang 200.000
Rupiah. Orang menengah harus merubah pola hidup.
Onderdil mobil naik 100%, tinta computer naik dua
setengah kali, biaya pengobatan (kecuali biaya
dokter) naik dua kali. Gaji swasta menjadi seperti
gaji pegawai negeri, kurang untuk kebutuhan sebulan,
dan susah untuk korupsi di perusahaan swasta, karena
tidak menguasai dana negara..

Kita tidak akan tenggelam, selama pimpinan tidak
overconfident. Kita sudah rela menerima bantuan IMF
dengan rendah hati, dengan janji untuk mencoba sekali
lagi menghilangkan tabiat ekonomi yang buruk. RAPBN
baru disetujui IMF dan dipuji oleh DPR, katanya
realistis. Sebetulnya RAPBN versi lama juga dibilang
realistis. Ini membuat Rosita Noor bingung, pada
suatu Talk Show di televisi. Kok dua-duanya dianggap
realistis, padahal satu sama lain berbeda? Aneh tapi
nyata, kata Rosita. DPR juga menyetujui dihentikannya
fasilitas Mobnas, tapi baru setelah IMF dan Presiden
Soeharto memutuskannya. Barangkali Michel Camdessus
perlu jadi anggota DPR, menggantikan anggota DPR yang
sudah berganti fungsi jadi pengamat,
memberi komentar hanya setelah kejadian, bukan ikut
menentukan jalannya pemerintahan. Pembicara vokal
sudah diganti vocal group yang mengiringi penyanyi
utama.

Waktu tenggelam TITANIC, orang panik dan rebutan
sekoci. Sayang sekocinya kurang banyak, jadi sebagian
besar penumpang tenggelam, walaupun ada 500 yang
selamat. Yang panik bukan dibantu, malah ditembak.
Kasihan, bukan mereka yang membuat kapal tenggelam,
tapi mereka yang dimarahi. Yang kaya menipu sistem,
sehingga ikut selamat. Mudah-mudahan tidak begitu
ceritanya di negara Pancasila. Kita akan selamat dari
resesi nasional ini, dengan semangat kerja dan
semangat membantu. Mulai dengan menghentikan
kecurigaan pada rakyat dan mengundang kepercayaan
pada pemimpin dengan bicara yang benar, tidak
menutupi kenyataan. Jiwa patriotik rakyat tidak perlu
diuji, karena yang bisa jual negara hanya pemimpin.
Justru pejabat harus setia pada rakyat, pengusaha
harus setia pada pegawai. Tukar dollar beberapa
ribu bagus untuk menunjukkan solidaritas, tapi tidak
lebih. Buktinya, dollar naik terus, karena pasar
uang ada di seluruh dunia, dikuasai oleh orang yang
tidak nonton televisi Indonesia. Untuk menarik
dukungan pasar, harus ada jaminan bahwa kebiasaan
lama betul-betul bisa dihilangkan.
Perlu perbaikan sistem, perbaikan budaya. Semua
setuju ini, tapi tidak pernah dimulai, karena
perbaikan sistem harus dimulai dengan kepemimpinan
yang dipercaya. Susah memulai yang baru dengan orang
yang punya sikap lama.

Sekarang keberanian kita memang sudah sangat maju
dibandingkan tiga bulan yang lalu. Banyak yang
kritis, banyak yang aktif mencari calon pemimpin.
Kita hanya berharap, proses ini tidak mengorbankan
orang yang tidak tahu apa-apa. Ibu Kustini di kantor
saya bertanya, "lalu apa yang kita bisa perbuat? Kan
tidak banyak yang bisa dilakukan orang biasa"
Sebetulnya, Ibu, banyak yang bisa dikerjakan, yaitu
menjaga sikap berpikir yang mandiri. Kita mencoba
mengembangkan hati yang murni dan akal yang sehat.
Jangan termakan issue, terutama jangan termakan issue
bahwa rakyat itu tidak boleh memilih pimpinannya
sendiri. Kalau anda kenal anggota MPR, beritahukanlah
bahwa dia punya satu suara milik dia sendiri, karena
anggota MPR tidak punya bos kecuali hati nurani. Ada
1000 anggota MPR untuk mewakili 200 juta rakyat.
Kalau semua hanya melaksanakan instruksi pimpinan,
maka cukup 5 anggota MPR, satu untuk tiap fraksi.
Ajaklah anggota MPR mengikuti hati nurani, dikala
harus melakukan pilihan. Apakah ingin menyelamatkan
kapal, atau ikut menenggalamkan? Kembangkanlah
kejernihan berpikir dengan logika yang lurus. Yang
menaikkan harga bukan IMF, tapi manajemen ekonomi
kita sendiri. Yang membuat kita sulit adalah korupsi
dalam negeri, bukan campur tangan luar negeri.

Sonny bertanya melalui e-mail, apakah kita dijajah
orang asing yaitu IMF dan Amerika Serikat? Wah, salah
besar. IMF itu seperti dokter yang sabar, yang masih
mau datang lagi walaupun kita melanggar janji yang
pertama untuk melaksanakan reformasi ekonomi. Jangan
membenci yang kita tidak kenal. Teringat cerita yang
melahirkan istilah psikologi bernama Stockholm
Syndrome. Konon katanya di Stockholm, terjadi
perampokan bank yang dilanjutkan dengan penyanderaan.
Selama dua minggu lebih keadaan deadlock, sampai
akhirnya pasukan pembebasan menyerbu para perampok.
Walaupun akhirnya menang, yang mengherankan adalah
bahwa diantara para
sandera ada yang justru membela penjahat yang
menyandera mereka, dan melawan pasukan
pembebasan. Katanya, orang memilih berada bersama
orang yang sudah lama dekat, walaupun jahat, daripada
percaya pada orang baru, walaupun membawa kebebasan.

Kustini, anda tidak perlu melawan pemerintah,
walaupun sering anda tidak mengerti omongan mereka.
Mereka sudah punya janji untuk memperbaiki nasib
ekonomi kita. Janji ini diawasi oleh banyak orang
pandai di dalam dan luar negeri. Kalaupun pemerintah
bandel, kita tidak perlu menghukum mereka, karena
pasar akan memberikan penilaian berupa kenaikan harga
dollar
dan penurunan indeks BEJ. Sudah bertahun-tahun rakyat
menderita oleh kesalahan penguasa, sekarang marilah
kita meningkat kepada suatu Indonesia. Baru dengan
harapan baru, sistem baru, orang-orang baru. Kapal
TITANIC boleh tenggelam, tapi kita memilih sekoci
kecil untuk hidup lebih tenang dalam suasana baru.

Baca juga Ini yah :



2 Komentar:

David Pangemanan said...

MENGGUGAT PUTUSAN SESAT HAKIM BEJAT

Putusan PN. Jkt. Pst No.Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
Sebaliknya, putusan PN Surakarta No.13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha/Tergugat (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
Ajaib. Di zaman terbuka ini masih ada saja hakim yang berlagak 'bodoh', lalu seenaknya membodohi
dan menyesatkan masyarakat, sambil berlindung di bawah 'dokumen dan rahasia negara'.
Statemen "Hukum negara Indonesia berdiri diatas pondasi suap" (KAI) dan "Ratusan rekening liar terbanyak dimiliki oknum-oknum MA" (KPK); adalah bukti nyata moral sebagian hakim negara ini sudah terlampau sesat dan bejat. Dan nekatnya hakim bejat ini menyesatkan masyarakat konsumen
Indonesia ini tentu berdasarkan asumsi bahwa masyarakat akan "trimo" terhadap putusan tersebut.
Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Masyarakat konsumen yang sangat dirugikan
mestinya berhak mengajukan "Perlawanan Pihak Ketiga" dan menelanjangi kebusukan peradilan ini.
Siapa yang akan mulai??

David
HP. (0274)9345675

Rama Dhanafas said...

Maksudnya apa nih kk..??

Post a Comment